Selasa, 25 Oktober 2016

Komunitas “ MATOA “





Lahir sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan social budaya masyarakat Wajo, berawal dari kegiatan diskusi kecil yang dilakukan di warung kopi tentang bagaimana kehidupan social budaya masyarakat Wajo dulu sekarang dan di masa yang akan datang



Ada tiga bentuk ilustrasi yang kita sandingkan dalam diskusi tersebut pertama kehidupan social budaya masyarakat  Wajo pada masa kerajaan , yang mana menyajikan kita sebuah bentuk pemahaman tentang kebesaran Wajo pada masa itu. kedua dalam kondisi kekinian, Wajo adalah sebuah daerah yang telah mengalami perjalanan panjang dalam sebuah sejarah, yang tentunya mengalami pergeseran ataupun perubahan dalam kehidupan social masyarakatnya, sebenarnya hal ini wajar dalam sebuah negara ataupun daerah tetapi pergeseran dan perubahan itu tetap mencerminkan karakter budaya masyarakat itu sendiri. tetapi hal ini sangat berbeda yang kita temui dalam perkembangan masyarakat Wajo. Kebesaran sejarah yang dimilik pada masa lampau yang kaya dengan budaya ternyata bagaikan cerita ataupun dongeng sebelum tidur, dimana sisa sisa kebesaran sejarah dan budaya tersebut hilang dalam kehidupan social masyarakat pada sekarang ini. pertanyaanya adalah Apakah memang kebesaran itu hanya dongeng semata ataukah justru perkembangan budaya masyarakat Wajo yang begitu cepat sehingga tidak mampu lagi mempertahankan karakter sebagai orang Wajo...?, ketiga bagaimana gambaran kehidupan social budaya masyarakat Wajo di masa yang akan datang

Atas dasar tersebut diatas kami berupaya bagaimana tetap menjaga agar nilai nilai tersebut tetap lestari dalam kehidupan sosial masyarakat Wajo , MATOA kami hadirkan sebagai sebuah wadah untuk berkumpul dalam sebuah visi yang sama yaitu mencintai " Tana Wajo " dengan harapan dapat melahirkan sebuah pemikiran dan aksi sebagai gerakan untuk menggugah masyarakat agar dapat  menjaga, melestarikan dan mencintai sejarah serta budayanya  sebagai orang Wajo  

Kenapa memakai nama “ MATOA “

Matoa adalah bahasa lokal masyarakat bugis utamanya di Kabupaten Wajo. kata itu adalah kata yang sering didengar, mudah diingat dan dapat diterima oleh semua masyarakat Wajo 

Sedangkan dilihat dari aspek fungsi Matoa dalam kehidupan masyarakat Wajo.

" MATOA " adalah orang yang diberikan amanah untuk menjaga tatanan tertentu dalam kehidupan bermasyarakat, baik dalam bidang pemerintahan, pertanian ataupun bidang lainnya.

Berdasarkan pemahaman tersebut diatas kami berharap bahwa gerakan kepedulian yang kami awali dari “ MATOA “  merupakan icon bagi kami untuk mencintai sejarah dan budaya " TANA WAJO ".  

.

Tidak ada komentar: