Kegiatan Sawer atau memberi uang pada seseorang
di atas panggung yang biasa kita liat dalam pentas music elekton atau kegiatan
lain tenyata bukanlah hal yang baru tetapi merupakan salah satu budaya lama
pada masyarakat bugis
Ininnawa sabbarakki
Ininnawa sabbarakki
Duhai hati yang diliputi
kesabaran
Lolongeng gare deceng
Kelak kan mendapat
berkah
To sabbara ede
Untuk mereka yang
bersabar
Pitu taunna sabbara
Tujuh tahun kubersabar
Tengngina kulolongeng
Tak kunjung jua kudapati
Riasengnge deceng Oh…
apa yang disebut
kemulian
Deceng enrekki ri bola
Kemuliaan naiklah ke
rumah
Tejjali tettapere
Tidak beralaskan tikar
Banna mase mase
Namun hati tetap lapang
itulah salah satu syair atau lagu yang sering mengikuti
kegiatan Pajoge
Istilah Pajoge berasal dari bahasa Bugis yaitu
dari kata Joge yang artinya tari atau goyang, mendapat awalan pa menjadi Pajoge
yang artinya kata yang menunjukkan pelaku atau penarinya. Demikian pula jika
mendapat awalan ‘ma’ untuk menambah kata kerja seperti majoge yang berarti
berjoget atau menampilkan sebuah pertunjukan
Pada zaman dahulu Pajoge dipilih dan ditetapkan
oleh pemilik kelompok Pajoge, yang biasanya dikoordinir oleh keluarga raja,
atau turunan bangsawan. Pangibing membawa sekapur sirih dan menyodorkannya
kepada penonton yang sebelumnya sudah melapor terlebih dahulu. Penonton yang
akan memberi hadiah untuk menyampaikan kepada pengibing tentang Pajoge yang
akan diberi hadiah.
Penonton laki-laki yang akan memberikan hadiah atau
mappasompe ikut terlibat adalah orang-orang yang mempunyai
kehidupan sosial lebih baik atau merupakan tokoh
yang disegani di daerah tersebut.
Pemberian hadiah atau uang merupakan penghargaan
tersendiri karena tidak semua penonton laki-laki bisa mappasompe tanpa salah
satu syarat tersebut. Uang dan status sosial (bangsawan) yang bisa melakukan
itu, selebihnya hanya termasuk sebagai layaknya penonton biasa.
Seorang yang hendak mappasompe pada seorang
Pajoge, harus duduk bersila di lantai, lalu Pajoge yang dikawal oleh Pangibing
menghampirinya .
Mappasompe terjadi apabila ada penonton yang
tertarik atau terpikat (konta) oleh salah satu Pajoge, maka penonton tersebut
dapat meminta Pajoge untuk ballung dengan bimbingan pengawal laki-laki
(Pangibing).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar