Kisah Pemecatan Ranreng Bettempola To ANGKONE
Karamnya
cinta ini
Tenggelamkanku
Hampa
hati terasa
Kau
tinggalkanku
Meski
ku tak rela
La
Camme masih termenung dengan beribu
pikiran yang tidak menentu. Galau menghinggapinya. Ia menyadari benar kenapa
ini terjadi dan menimpa dirinya. Ia tidak tau kenapa sampai terjadi cinta yang
seperti ini. Cinta yang sudah lama menghinggapinya kini kandas. Benar kata
orang bahwa terkadang, kita tak akan pernah bisa merasakan indahnya dicintai
dengan tulus, jika kita tak pernah disakiti.
Hingga
saat ini pun La Camme tidak tau harus
bagaimana lagi. Berita tentang orang yang dicintainya yang dipaksa untuk
menjadi istri seorang penguasa betul betul telah menghancurkan jiwanya
We
Nibah
Wajah
itu selalu hadir dalam jiwanya, kisah cinta yang mereka rajut selama ini
hanyalah sebuah fatamorgana bagi hidupnya, embung bening yang diharapkan mampu
melepaskan dahaganya selama penantian ini ternyata telah kering seperti sebuah
padang tandus diengah lautan gurun pasir.
Ada
sakit yang menyesak seluruh tubuhnya , sepertinya remuk tak bertulang ketika
rasa itu datang , cinta dan harga diri sepertinya terkoyak bagaikan kain yang
tersayat sebuah belati.
Tidak
terasa sudah beberapa jam lamanya dia tertunduk lesu didepan calon mertuanya.
Ada rasa sakit dan sedih yang merasuk di hati mereka karena kehilangan anak
gadisnya yang bernama We Nibah
We
Nibah adalah seorang Gadis cantik dari Majauleng yang telah menjalin cinta
dengan La Camme dan kedua keluarga sepakat untuk mempertunankan mereka berdua.
Tapi nasib berkata lain, kedatangan Opu RajenG seorang bangsawan dari Luwu di
daerahnya membuat cerita cinta mereka berakhir dengan sedih,
Kecantikan
We Nibah telah membuat Opu RajenG dari Luwu jatuh Cinta, dan meminta kepada
kerabat luwu yaitu To Angkone yang pada waktu menjabat sebagai Ranreng
Bettempola agar kiranya mengajukan
lamaran kepada We Nibah untuk dijadikan sebagi istrinya, lamaran pun akhirnya
dikirim , tapi cinta Opu RajenG sepertinya bertepuk sebelah tangan berhubung
karena We Nibah sudah ditunangkan dengan lelaki pilihan anak gadisnya sendiri
Dengan
perasaan kecewa para utusanpun pulang membawa kabar yang tidak menyenangkan
tersebut kepada Ranreng Bettempola To Angkone. Beliaupun memerintahkan untuk meculik
We Nibah untuk dibawa ke Luwu bersama Opu RajenG
Pada
hari yang telah ditentukan We Nibahpun diambil paksa, dan di serahkan kepada
Opu RajenG agar dibawah serta pulang ke Luwu, We Nibah tak mampu berbuat apa
apa kecuali harus ikut berangkat ke Luwu bersama rombongan Opu RajenG
Masalah
inipun akhirnya sampai di telinga Arung Matoa Wajo la Taddampare
Puangrimaggalatung berdasarkan laporan dari Orang tua We Nibah yang datang
melaporkan perkara tersebut
Maka
Arung Matoa Wajo mengumpulkan para paddanreng lainnya serta orang Tua di Wajo
untuk membicarakan masalah tersebut, akhirnya dicapailah sebuah keputusan untuk
memecat To Angkone sebagai Ranreng Bentempola karena dianggap telah memperkosa
hak hak kebebasan orang Wajo
Setelah
pemecatan tersebut To Angkone meninggalkan Kerajaan Wajo dan pergi ke kerajaan
Luwu untuk tinggal di sana
Inilah
sejarah pertama dimana pemecatan jabatan Paddanreng di Kerajaan Wajo
Sumber
LSW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar