Sabtu, 21 Januari 2017

WE NIBAH " KASIH YANG TAK SAMPAI "

Kisah Pemecatan Ranreng Bettempola To ANGKONE




Karamnya cinta ini
Tenggelamkanku
Di duka yang terdalam
Hampa hati terasa
Kau tinggalkanku
Meski ku tak rela

La Camme  masih termenung dengan beribu pikiran yang tidak menentu. Galau menghinggapinya. Ia menyadari benar kenapa ini terjadi dan menimpa dirinya. Ia tidak tau kenapa sampai terjadi cinta yang seperti ini. Cinta yang sudah lama menghinggapinya kini kandas. Benar kata orang bahwa terkadang, kita tak akan pernah bisa merasakan indahnya dicintai dengan tulus, jika kita tak pernah disakiti.


Hingga saat ini pun La Camme  tidak tau harus bagaimana lagi. Berita tentang orang yang dicintainya yang dipaksa untuk menjadi istri seorang penguasa betul betul telah menghancurkan jiwanya

We Nibah
Wajah itu selalu hadir dalam jiwanya, kisah cinta yang mereka rajut selama ini hanyalah sebuah fatamorgana bagi hidupnya, embung bening yang diharapkan mampu melepaskan dahaganya selama penantian ini ternyata telah kering seperti sebuah padang tandus diengah lautan gurun pasir.

Ada sakit yang menyesak seluruh tubuhnya , sepertinya remuk tak bertulang ketika rasa itu datang , cinta dan harga diri sepertinya terkoyak bagaikan kain yang tersayat sebuah belati.

Tidak terasa sudah beberapa jam lamanya dia tertunduk lesu didepan calon mertuanya. Ada rasa sakit dan sedih yang merasuk di hati mereka karena kehilangan anak gadisnya yang bernama We Nibah

We Nibah adalah seorang Gadis cantik dari Majauleng yang telah menjalin cinta dengan La Camme dan kedua keluarga sepakat untuk mempertunankan mereka berdua. Tapi nasib berkata lain, kedatangan Opu RajenG seorang bangsawan dari Luwu di daerahnya membuat cerita cinta mereka berakhir dengan sedih,

Kecantikan We Nibah telah membuat Opu RajenG dari Luwu jatuh Cinta, dan meminta kepada kerabat luwu yaitu To Angkone yang pada waktu menjabat sebagai Ranreng Bettempola agar kiranya  mengajukan lamaran kepada We Nibah untuk dijadikan sebagi istrinya, lamaran pun akhirnya dikirim , tapi cinta Opu RajenG sepertinya bertepuk sebelah tangan berhubung karena We Nibah sudah ditunangkan dengan lelaki pilihan anak gadisnya sendiri

Dengan perasaan kecewa para utusanpun pulang membawa kabar yang tidak menyenangkan tersebut kepada Ranreng Bettempola To Angkone. Beliaupun memerintahkan untuk meculik We Nibah untuk dibawa ke Luwu bersama Opu RajenG

Pada hari yang telah ditentukan We Nibahpun diambil paksa, dan di serahkan kepada Opu RajenG agar dibawah serta pulang ke Luwu, We Nibah tak mampu berbuat apa apa kecuali harus ikut berangkat ke Luwu bersama rombongan Opu RajenG

Masalah inipun akhirnya sampai di telinga Arung Matoa Wajo la Taddampare Puangrimaggalatung berdasarkan laporan dari Orang tua We Nibah yang datang melaporkan perkara tersebut

Maka Arung Matoa Wajo mengumpulkan para paddanreng lainnya serta orang Tua di Wajo untuk membicarakan masalah tersebut, akhirnya dicapailah sebuah keputusan untuk memecat To Angkone sebagai Ranreng Bentempola karena dianggap telah memperkosa hak hak kebebasan orang Wajo

Setelah pemecatan tersebut To Angkone meninggalkan Kerajaan Wajo dan pergi ke kerajaan Luwu untuk tinggal di sana

Inilah sejarah pertama dimana pemecatan jabatan Paddanreng di Kerajaan Wajo




Sumber LSW

Tidak ada komentar: