Sabtu, 15 April 2017

LEONARDO DA VICI

Risalah pada Lukisan
Disadur dari tulisan maria Styles Laterza




Gerakan Seni Renaissance Leonardo da Vinci adalah satu-satunya artis pemikir yang telah terpusat pemikiran ilmiah dan filosofis pada lukisan pada umumnya, lukisan yang ia sendiri buat  dan apa yang ia sedang persispkan  untuk masa depan.

PRAJURIT PEREMPUAN NUSANTARA

Kesetaraan gender nyatanya telah ada di Nusantara sebelum abad ke-15, jauh sebelum para Feminisme Eropa menyuarakannya pada abad ke-17. Artikel ini tidak sedang berbicara soal “dapur, sumur, kasur”. Karena ada banyak hal yang jauh lebih menarik.


Dunia keprajuritan selalu diidentikkan dengan dunia lelaki. Imaji kita tentang mereka yang mengangkat senjata, menembakkan salvo, memantikkan api pada meriam, menggelindingkan tubuh di bawah kawat berduri adalah imaji maskulin. Namun, bila kita mau menengok ke dalam catatan-catatan masa lalu maka anggapan itu akan tergantikan oleh kenyataan yang selama ini tidak kita ketahui.

SAMURAI PEREMPUAN

Onna Bugeisha

 “Ia sangat cantik, berkulit putih, rambut panjang, dan berpenampilan menarik. Dia juga seorang pemanah yang hebat, dan sebagai seorang ahli pedang ia bernilai seribu pejuang. Ia siap menghadapi setan atau dewa, menunggang kuda atau berjalan kaki. Keterampilan yang luar biasa… berbahaya.” 





Begitulah Heike Monogatari (Hikayat Heike) menggambarkan Tokoh Tomoe Gozen, seorang Samurai perempuan dalam sejarah Jepang.

PENULISAN AKSARA BATAK


Beberapa ahli linguistik berpendapat aksara Batak berasal dari aksara Semit Kuno yang telah menurun ke wilayah utara, Aramea, ke Brahmi di India Selatan, Pallawa, baru kemudian ke Pulau Sumatra.



Dasar penulisan aksara Batak terdiri dari dua perangkat huruf; Ina Ni Surat dan Anak Ni Surat. Tradisi penulisan aksara Batak diduga berkembang abad ke-13 Masehi.

BUSANA PENGANTIN SUKU BUGIS


Wujud Sebuah Keabadian



Editor : D. Suhardiman Sunusi

Busana pengantin menjadi simbol budaya yang dimiliki suatu daerah. Demikian pula dengan busana pengantin Bugis. Pengantin wanita mengenakan busana yang disebut Baju Bodo yang berarti tanpa lengan, dipadu dengan warna keemasan dari hiasan yang terbuat dari lempengan berwarna emas. Lempengan emas tersebut dipasang sepanjang pinggiran bagian bawah dan atas busana. Terkesan mewah dan elegan. Di bagian bawah, pengantin wanita mengenakan sarung bermotif berhiaskan payet dan lempengan emas. 

LUKISAN GUA PRASEJARAH

Gua Altamira. Spanyol
Editor. D.Suhardiman Sunusi

Gua Altamira adalah gua Spanyol yang terkenal karena lukisan-lukisan gua Paleolitik yang menggambarkan mamalia liar dan tangan manusia.

Mereka berada di dekat Santillana del Mar di Cantabria, 30 km sebelah barat dari Santander. Gua ini telah dimasukkan di antara Heritage Site UNESCO Dunia pada tahun 1985.

Pada tahun 2008 nama ibukota diubah dari "Gua Altamira" di "seni batu Paleolitik utara Spanyol" setelah penambahan 17 gua lainnya .



Kamis, 13 April 2017

I MANGKAWANI

Cerita rakyat bugis tentang asal mula

Asogireng ri Wajo
Awaraningeng ri Bone
Amaccangeng ri Soppeng



Dahulu kala ada seorang anak raja yang sedang memerintah, namanya La Padoma, seseorang anak tunggal, anak remaja yang gagah perkasa. Ia dijodohkan dengan I Mangkawani, seorang gadis yang sangat elok parasnya, tiada taranya di bawah kolong langit ini.

I DARAMATASIA

Cerita Rakyat yang sarat dengan Ajaran Moral



Editor D. Suhardiman Sunusi

TANA KOTI

Hukum Adat yang nyaris Punah


 D. Suhardiman Sunusi

Danau tempe sering mengalami luapan yang sangat besar ketika musim penghujan tiba, akibatnya terbentuklah endapan lumpur yang lama kelamaan menjadi padat di daerah pinggiran danau.

TANA' BENGKOK

Tana Adat yang semakin Bengkok



D. Suhardiman Sunusi

Salah satu kategori tana' dalam wilayah hukum adat adalah Tana' BENGKOK. Tanah bengkok merupakan tanah yang dibagikan kepada aparat pemerintah sebagai bagian dari pada tunjangan hidup atau bagian dari gaji pegawai yang berupa tanah, pegawai yang dimaksud disini adalah perangkat desa. Misalnya Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Kepala-kepala Bagian.

KADERA

Ternyata dari bahasa Portugis


D. suhardiman Sunusi

Pengaruh portugis terhadap suku bugis selain memberi pengaruh bagi agama dan nama orang Bugis, orang Portugis juga disebut sebagai pemberi nama Celebes bagi Pulau Sulawesi.

HAK ONGKO

Salah satu Hak dalam Hukum Adat Produk Belanda



D. Suhardiman Sunusi

Pada mulanya, ketika Wajo masih merupakan kerajaan berdaulat. Rakyat memiliki kebebasan untuk memanfaatkan danau, sungai, dan rawa.

MA'MERA'

Budaya dari cina yang sudah mulai hilang di Tana' Wajo.



D. Suhardiman Sunusi

Ma'Mera' merupakan sebutan rakyat wajo untuk permainan layang-layang yang besar dan dipakaikan bunyi bunyian namanya PITU PITU

setiap daerah di wajo memiliki sebutan sendiri untuk permainan ini tapi pada dasarnya tetap sama.

Asal usul Ma 'Mera' tidak diketahui dengan pasti mengingat catatan sejarah wajo tidak menulis mengenai permainan ini,

bila kita melihat sejarah layangan di dunia Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari Cina sekitar 2500 Sebelum Masehi.

Penemuan sebuah lukisan gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, pada awal abad ke-21 yang memberikan kesan orang bermain layang-layang menimbulkan spekulasi mengenai tradisi yang berumur lebih dari itu di kawasan Nusantara.

Diduga terjadi perkembangan yang saling bebas antara tradisi di Cina dan di Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat dari daun-daunan.

Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layang adalah dari Sejarah Melayu (Sulalatus Salatin) (abad ke-17) yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan.

Ma'Mera' dimainkan sebagai hiburan musiman, biasanya berlangsung setelah musim panen. Selesai panen sawah-sawah dibiarkan untuk beberapa waktu sebelum ditanam kembali. pada masa tersebut permainan layang dilaksanakan diareal persawahan atau lapangan sekedar selingan masyarakat setelah semusim menuai padi disawah.


Top of Form


MITOS TENTANG KUPU -KUPU




Tadi malam sambil minum kopi tiba tiba hinggap seekor kupu kupu Di pintu tempat saya bersandar....saya lantas berpikir koq bisanya kupu kupu terbang pada malam malam begini....ada apa ya, karena biasanya kupu kupu itu keliatan pada di siang hari

TRAGEDI PATAMPANUA

Kisah Pemberontakan Akkarungeng Wage, Ugi, Sompe dan Canru terhadap Kerajaan Wajo di bawah pimpinan To Ali.





La pakkalongi To Alirungngi atau biasa di panggil dengan To Ali diangkat menjadi Arung Matoa Wajo ke XV menggantikan To Appakiu sekitar Tahun 1621.

ARTI BUNYI AYAM BERKOKOK TENGAH MALAM

Arti Bunyi Ayam Berkokok Tengah Malam ternyata Pertanda Baik





Bagi masyarakat bugis khususnya Bugis Wajo masih Banyak yang mengatakan bahwa ketika kita mendengar ada ayam yang berkokok, padahal waktu masih menunjukan tengah malam, berarti ayam itu telah melihat makhluk halus atau melihat tuyul sedang berkeliaran.

" MARAKKA BOLA "


Budaya Gotong Royong yang Hilang


D. Suhardiman Sunusi


Jaman sekarang Kalau mau pindahan rumah, yang pertama kita pikirkan tentu mau bongkar dulu rumahnya buat diangkut atau yang lebih praktis beli aja rumah baru.

Selasa, 11 April 2017

ICO MA' TTIMPO

Tergusur dari Tanah Kelahirannya sendiri


D. Suhardiman Sunusi

MA’RESE’

Tradisi Masyarakat Petani yang Sarat dengan nilai kegotong royongan dan Kekeluargaan yang hilang dari Tana' Wajo.



D. Suhardiman Sunusi

Sekitar Tahun 80-an, , pengerjaan sawah masih dilakukan secara gotong royong. Kerabat dan tetangga membantu pemilik sawah, mulai dari mencangkul tanah, membersihkan rerumputan, menyemai, mencabut benih sampai panen. Kemudian tahap akhir memisahkan bulir padi dengan sisa batang/daun, sehingga padi siap dikumpulkan dan dibawa ke tempat penyimpanan.

Mayor Jenderal Karel van der Heijden Panglima Perang Belanda Keturunan Bugis



D. Suhardiman Sunusi

Dalam sejarah Aceh di tulis bahwa

“ Pada perang Aceh tentara Belanda mengirim tentarax ke Aceh sekitar 150 ribu orang dan 5.000 orang diantaranya adalah orang bugis yang tergabung dalam ketentaraan belanda “

Perang Samalanga pertama pada tanggal 26 Agustus 1877.

Dalam perang tersebut dibagi beberapa kesatuan yang dipimpin oleh panglima dan seorang Salah satu Panglima besar Belanda bernam  Karel van der Heijden 

Mayor Jenderal Karel van der Heijden Panglima Perang Beland Keturunan Bugis


Gambar di bawah adalah Mayor Jenderal Karel van der Heijden kembali ke pasukannya setelah mendapatkan perawatan pada matanya yang tertembak




ANABANUA DALAM SEJARAH Mana yang benar


Oleh :D. Suhardiman Sunusi

Dalam satu catatan dikatakan bahwa anabanua berdiri sekitar Tahun 1700 M. tetapi dtulisan lain justru daerah anabanua sudah dikenal di era Lataddampare puangrimaggalatung

Inilah ringkasan sejarah berdirinya anabanua :

Dalam tahun 1737 M dalam lingkungan kerajaan Sangalla Cemma, Tana Toraja, raja Sangalla yang ke ??, saat itu mempunyai beberapa orang putera-puteri. Salah seorang puteri raja tersebut bersama suaminya dan kerabatnya meninggalkan lingkungan kerajaan Sangalla.

Setelah sekian lama meninggalkan lingkungan istana Sangalla dan dalam perjalanannya kearah daratan bagian selatan sesuai yang direncanakan, maka tibalah pada suatu tempat yang mereka anggap layak untuk didiami atau dijadikan tempat perkampungan.
Tempat inilah yang oleh penduduk yang sudah ada sebelumnya ditempat itu dinamai “ Sitangnge”,( dalam arti tempat tersebut diberi nama Setangnge, karena dianggap keramat (masetang) oleh penduduk yang bermukim disitu).

Letaknya disebelah timur Abbisang berek’E, dalam lingkungan atau kampung Alausalo sekarang.

Penduduk yang sudah berdiam disekitar tempat tersebut menyebutnya tempat keramat (masetang), sehingga heran melihat kedatangan rombongan yang memilih tempat tersebut sebagai tempat tinggal..

Suami isteri ini terutama sang putri sangat sopan santun dan cepat beradaptasi dengan penduduk asli. Sehingga lama-kelamaan, kemudian diangkat oleh mereka sebagai dituakan yang akhirnya dinobatkan menjadi raja/ arung di tempat itu.

Bermula dari perkampungan Setangnge tersebut yang dari hari ke hari semakin tumbuh dan berkembang, yang akhirnya dengan pertimbangan geografis yang memudahkan mobilisasi penduduk ke berbagai arah, maka perkampungan berpindah lokasi ke MannagaE (sekitar satu kilometer kearah barat dari Setangnge).

Tahun berganti tahun kemakmuran dan jumlah penduduk semakin meningkat juga dengan adanya penduduk dari kampung lain pindah bermukim di MannagaE.

Dengan pertimbangan tersebut oleh Arung waktu itu sesuai kesepakatan semua pemuka masyarakat, maka berpindahlah penduduk semua ke tempat yang lebih strategis menurut pertibangan raja/ arung waktu itu. Tempat terakhir inilah yang oleh raja ke tiga bernama We Eccu diberi nama

“Anabanua”.

Arti Kata ” Anabanua ”

Konon karena kecintaan raja/arung terhadap bangsanya/ anaknya (masyarakatnya) dan kecintaan kepada kampungnya/ tanah airnya/ kerajaannya (wanua), maka diberilah nama tempat yang baru itu dengan nama “ Anabanua” ( asal kata Anak dan Wanua, dirangkaikan biasa ditulis Anak banua atau Ana’banua). Jadi nama ini muncul kira-kira setelah tahun 1780 M.

Istilah pada jaman tersebut bila dibandingkan jaman sekarang maka kata “Anak dalam arti Bangsa dan Banua biasa juga disebut Wanua berarti Negara (daerah kekuasaan)”. Sehingga dapat diartikan : Cinta kepada bangsa dan negara /tanah air.

Itulah cuplikan tulisan tentang sejarah Anabanua yang di tuangkan di google

Sebagai perbandingan kedua saya mencoba melampirkan cuplikan peta dan tentang keberadaan daerah ana'banua yang sebenarnya daerah itu sudah ada di saman La Taddampare...

Ini adalah Peta Kerajaan Wajo abad IV. peta ini di muat dalam desertasi Prof  Zainal Abidin

ini kata " Anabanua " sudah dikenal di Era Puangrimaggalatung. yang mana tertuang dalam Lontara Sukkuna Wajo

Masih dalam desertasi Prof Zainal . pada nomor 34 Anabanua adalah salah satu kerajaan lili dalam wilayah Kerajaan Wajo

Keberadaan dua sumber sejarah yang berbeda tentu sangat membingungkan utamanya yang ingin mengetahui sejarah kerajaan lili dalam wilayah kerajaan Wajo


WOROMPORONNGE ILMU PERBINTANGAN ALA BUGIS





Bintang ini berrjumlah 7 buah yang akan muncul di sebelah Timur .

Katanya kalau bintang ini sudah muncul hal ini menandakan kemarau sudah datang .
Jaji yakko messuki akko wenniwi, cenga cenga matoki akke bitaraE....

SEJARAH ASAL MULA NAMA KAMPUNG " PAUNG "



D. Suhardiman Sunusi 

Paung merupakan sebuah Kampung di Desa Tua Kecamatan Majauleng.
Kampung tersebut merupakan salah satu kampung yang terbilang cukup tua yang ada di wilayah Kabupaten Wajo

WARA - WARAE ILMU PERBINTANGAN ALA BUGIS




D. Suhardiman Sunusi

Seorang Passompe bukan hanya harus membekali dirinya dengan keberanian menentang badai, melainkan harus membekali dirinya dengan pengetahuan tentang Astronomi yang menjadi simbol kepercayaan mereka

Bintang Wara - WaraE dalam kepercayaan mereka adalah bintang tunggal agak terang yang menurut mereka pertanda akan datangnya panas terik matahari...

AMMANA GAPPA. Matoa Wajo ke III.






D.Suhardiman Sunusi 

Ada sejumlah 12 orang Matoa sampai dengan mengalami perubahan nama menjadi "Kapitan Wajo".

NAMA SUKU BUGIS SEBELUM TO UGI

BAKLAYA
Nama Suku bugis sebelum di kenal menjadi to Ugi.



Secara fakta Bugis baru dikenali hanya bermula abad ke-12 hingga abad ke-17. Bugis sebelum kedatangan Portugis dipanggil oleh orang-orang Sulug sebagai "Baklaya" yang mungkin berasal dari kata "Mag Layag" bermaksud "belayar" atau "Mag Laya" bermaksud "Menjala".

KILAT DI PERMUKAAN LAUT TANDA AKAN TERJADI BADAI


BADAI
Salah satu hal yang sangat ditakuti para " Pa'sompe " adalah badai ketika mengarungi lautan 

Bagaimana para Pa'Sompe mengetahui badai akan datang adalah melalui tanda tanda alam. Tanda tanda Alam adalah guru terbaik bagi para pelaut utamanya menghadapi bahaya alam

Dan salah satunya adalah apabila Adanya kilat yang mendatar dipermukaan laut atau kilat itu bersinar ke atas itu berarti pertanda bahaya akan mengintai ,

Karena menurut mereka apabila ada fenomena alam seperti itu, itu tandanya angin kencang akan datang.



SEJARAH ASAL MULA NAMA KAMPUNG MACANANG

MACANANG
Berasal dari kata " MACCA NA "

Ini di kisahkan seorang yang bernama La MallalaE ri Bakkepute yang lebih di kenal dengan La Banra.

La Banra menikah dengan anak Raja Soppeng bernama Daeng Singara. La Banra meninggalkan Soppeng karena di usir oleh iparnya yang kebetulan pada waktu menjabat sebagai raja soppeng , karena dianggap Prilaku La Banra dan Pengikutnya dianggap sangat membahayakan kondisi kerajaan



D. Suhardiman Sunusi


Akhirnya jadilah La Banra beserta istri dan pengikutnya menjadi kelompok pengembara dari satu wilayah ke wilayah yang lain

PASENG DALAM MEMILIH PASANGAN HIDUP

TELLU MANGKUNRAI DE SISENG NAWEDING IFUBENE



Orang tua itu mempunyai beberapa kewajiban terhadap anaknya,utamanya kepada anak laki-lakinya,yaitu salah satu diantaranya mencarikan jodoh yang pantas dan terbaik untuk anaknya.

ADE' MARAJA

TEDDUNG LOMPO NENNIA LELLU'


Menurut khazanah “Ade’ Maraja” (Adat Istiadat Istana) yang berlaku secara umum pada hampir seluruh Kerajaan di Sulawesi Selatan dan Barat, fungsi “teddung lompo” dan “lellu’” dapat dibedakan menurut prinsifnya, yaitu Teddung Lompo dipergunakan oleh Raja/Ratu untuk bepergian dan Lellu’ dipergunakan untuk menyambut Raja/Ratu yang datang dari bepergian.



LONTARA OMPONA ULENG’E




LONTARA A TORIOLONG

ANGOLONGENNA NAGA E

Banyak orang berpendapat bahwa pedoman orang dulu (TORIOLOTA) terkait dengan tahyul...tapi apa salahnya kita mengkaji dan mempelajari secara ilmiah,...ini adalah bagian budaya yang bergeser dan terlupakan. Seperti postingan kita kali ini... Angolongenna Nagae...


TOKONG


MUSHAF KUNO DI WAJO.



Penulisan mushaf Al-Qur’an dalam Islam telah dimulai sejak abad pertama sejarahnya. Sejak itulah kegiatan penyalinan Al-Qur’an tidak pernah terhenti. Penyalinan Al-Qur’an berlangsung di seluruh wilayah Islam, sejalan dengan penaklukan-penaklukan wilayah baru.








SANG PENERJEMAAH AL QUR'AN 3O JUZ KE DALAM BAHASA BUGIS

ANREGURUTTA K.H. HAMZAH MANGULUANG


Editor ; D. Suhardiman Sunusi

“ Saya tidak pernah menjumpai terjemahan Al-qur’an 30 Juz ke dalam bahasa bugis sebagus terjemahan saudara saya Hamza Manguluang ” kata KH. Daud Ismail

TIGA WANITA Dalam Kehidupan Anregurutta KH Muh As'ad



Editor : Suhardiman Sunusi

Syeikh Muhammad As’ad biasa juga disebut Kiai Haji Muhammad As’ad, tetapi di Sengkang-Wajo orang menyapanya Anre Gurutta Puang Haji Sade’. Lahir di Mekah, Arab Saudi pada tahun 1907 Masehi

Perjalanan hidup beliau penuh suka dan duka, yang pada hakikatx semuanya dilakukan demi pengabdiannya dalam kebaikan dan keselamatan ummat manusia
Beliau dalam perjalanan hidupnya didampingi oleh tiga wanita yang telah memberikan kisah yang berbeda dalam hidupx.

Perkawinan Pertama

Tahun 1343 H/1924 M. beliau memasuki kehidupan baru,kawin dengan seorang perempuan bernama St. Hawa binti H .Dg. Mattejo dalam usia 17 tahun.
Namun takdir berkata lain . Pada Tahun 1346 H/ 1927 M. Istri beliau beserta ke 2 orang anaknya yang sangat dicintainya berpulang kerahmatullah

Perkawinan ke dua

Akhir tahun 1347 H/1928 M. beliau menuju tanah air Indonesia (Bugis) beliau singgah di johor kurang lebih 2 bulan selanjutnya kepontianak selama kurang lebih 1 bulan,selanjutnya kenegeri asalnya Sengkang wajo (Bulan Rajab )
Dan selama kehidupan beliau di sengkang beliau kawin dengan seorang perempuan yang bernama A. Syahri Banong

Bulan Jumadil Ula 1349 H/1930 M Andi Banong (isteri beliau) meninggalkan rumah kerumah orang tuanya dan hal ini beliau hadapi dengan sabar dan tawakkal

Perkawinan ke Tiga

Untuk menenangkan pilikirannya beliau pergi ke Pancana Tanete Barru. Beliau selama kurang lebih 1 bulan menetap di sana dan beliau ditakdirkan mengawini seorang perempuan bernama St.Saleha Daeng Haya. Putri La Bone Andi Pipa seorang bangsawan di daerah itu, pada akhir bulan Jumadil akhir tahun tersebut diatas.
Itulah ketiga wanita yang mewarnai perjalanan hidup beliau.

Beliau meninggal dunia pada hari Senin, 12 Rabiul Akhir 1372 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 29 Desember 1952 Masehi di Kota Sengkang, Ibukota Kabupaten Wajo propinsi Sulawesi Selatan.
Alfatihah

Di sadur dari Tulisan anregurutta H.HAMZAH MANGULUANG di SENGKANG


KISAH LA SALEWANGENG LATENRI RUA'

SENJATA SPANYOL
Rampasan pasukan Bugis Abad 18











Senjata Api klasik Bangsa Eropa yang pernah digunakan oleh serdadu-serdadu bayaran Raja Bugis Wajo yakni La Salewangeng To Tenriruwa (Ogi To Wajo) 1719-1734, pada masa melawan invasi penjajahan kolonial Spanyol di Sulu, Mindanao, Filipina. La Salewangeng To Tenriruwa pada saat itu berperang untuk membantu Sultan Nasaruddin Muwallil Wasit II (Raja Sulu, Filipina).