Kamis, 13 April 2017

MA'MERA'

Budaya dari cina yang sudah mulai hilang di Tana' Wajo.



D. Suhardiman Sunusi

Ma'Mera' merupakan sebutan rakyat wajo untuk permainan layang-layang yang besar dan dipakaikan bunyi bunyian namanya PITU PITU

setiap daerah di wajo memiliki sebutan sendiri untuk permainan ini tapi pada dasarnya tetap sama.

Asal usul Ma 'Mera' tidak diketahui dengan pasti mengingat catatan sejarah wajo tidak menulis mengenai permainan ini,

bila kita melihat sejarah layangan di dunia Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari Cina sekitar 2500 Sebelum Masehi.

Penemuan sebuah lukisan gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, pada awal abad ke-21 yang memberikan kesan orang bermain layang-layang menimbulkan spekulasi mengenai tradisi yang berumur lebih dari itu di kawasan Nusantara.

Diduga terjadi perkembangan yang saling bebas antara tradisi di Cina dan di Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat dari daun-daunan.

Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layang adalah dari Sejarah Melayu (Sulalatus Salatin) (abad ke-17) yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan.

Ma'Mera' dimainkan sebagai hiburan musiman, biasanya berlangsung setelah musim panen. Selesai panen sawah-sawah dibiarkan untuk beberapa waktu sebelum ditanam kembali. pada masa tersebut permainan layang dilaksanakan diareal persawahan atau lapangan sekedar selingan masyarakat setelah semusim menuai padi disawah.


Top of Form


Tidak ada komentar: