Sabtu, 15 April 2017

BUSANA PENGANTIN SUKU BUGIS


Wujud Sebuah Keabadian



Editor : D. Suhardiman Sunusi

Busana pengantin menjadi simbol budaya yang dimiliki suatu daerah. Demikian pula dengan busana pengantin Bugis. Pengantin wanita mengenakan busana yang disebut Baju Bodo yang berarti tanpa lengan, dipadu dengan warna keemasan dari hiasan yang terbuat dari lempengan berwarna emas. Lempengan emas tersebut dipasang sepanjang pinggiran bagian bawah dan atas busana. Terkesan mewah dan elegan. Di bagian bawah, pengantin wanita mengenakan sarung bermotif berhiaskan payet dan lempengan emas. 





Tampilan busana semakin mewah dengan kehadiran perhiasan seperti gelang dan kalung. Di masa lalu, perhiasan tersebut biasanya terbuat dari emas murni atau perak yang menunjukkan status sosial si pemakainya. Perhiasan seperti kalung berantai, kalung rantekote, kalung besar. Sedangkan di tangan juga dpenuhi dengan beragam perhiasan seperti gelang keroncong bersusun atau biasa disebut bossa, perhiasan lengan atas (lola), perhiasan lengan bawah (paturu), perhiasan lengan baju sima-sima. Pada bahu sebelah kiri diselempangkan selendang berwarna keemasan dan dipindahkan ke bahu sebelah kanan jika selesai akad nikah.




Busana pengantin pria tak kalah elegan dan mewah dengan busana pengantin wanita. Pengantin pria mengenakan belladada atau serupa dengan jas berkerah yang dipadu dengan sarung bermotif (tope) dan warna yang sama dengan yang dikenakan pengantin wanita. Busana ini dipadu dengan perhiasan keemasan seperti gelang, rante sembang, salempang, kalung, sapu tangan (passapu ambara), dan keris berbentuk ular naga. Keris yang biasa digunakan oleh kalangan bangsawan adalah keris dengan kepala dan sarung terbuat dari emas yang biasa disebut pasattimpo atau tatarapeng







Koleksi Avira Pipit

Tidak ada komentar: